MANFAAT MEMILIKI MINAT BACA
Minat dan kebiasaan membaca
perlu dikembangkan secara terprogram dan terencana. Anak memiliki berbagai
ptensi yang dapat dan perlu dikembangkan, terutama petensi “ingin tahu”. Anak
memmang serba intin tahu, hal ini perlu disaurkan secara positif. Rasa ingin
tahu anak dapat dikembangkan melalui buku. Untuk menjadikan anak menyenangi
buku perlu dimulai dan dipupuk sejak dini, sejak TK atau masuk SD.
Kondisi anak didik saat ini
umunya kurang menyenangi buku, minat baca tidak menonjo, dan mereka lebih suka
menonton televise. Membaca dilakukan terbatas pada buku-buku pelajaran pokok
yang digunakan di sekolah. Itu pun bagaikan terpaksa, karena akan diadakan
ulanga, atau karena guru member pekerjaan rumah. Ketekunan membaca hanya
dimiliki beberapa orang anak saja di sekolah. Akibatnya pengetahuan anak sangat
terbatas, penguasaan bahasa menjadi lambat bahkan kemampuan menangkap isi
bacaan juga rendah. Ini harus dijadikan suatu tanda dan peringatan bagi guru
dan orang tua, bahwa “minat baca” anak harus dipupuk, dikembangkan. Apabila
menat baca “tinggi” guru akan lebih mudah dan ringan dalam melaksanakan
tugasnya. Anak-anak akan lebih aktif, mencari dan menggali pengetahuan. Anak
akan mengisi sendiri wadah rasa “ingin tahuny”. Suasana kelas akan lebih hidup,
anak belajar aktif dikelas dan belajar akan lebih mempunyai makna.
Menurut seorang ahli,
“katakanlah kepada saya apa bacaan anda, saya akan segera dapat menilai sikap
anda”. Ungkapan itu bermakna bahwa pribadi seseorang dapat dikenal melalui
bacaannya karena bahan bacaan dapat membentuk kepribadian. Oleh karena itu
perlu mengajari anak untuk selektif dalam memilih bacaannya.
Dalam memasuki era
globalisasi pada saat ini, peran membaca sangat penting dalam kehidupan
manusia. Kegiatan membaca diperlukan untuk mencapai kemajuan dan kesuksesan di
bidang politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Derasnya arus informasi dan
komunikasi dewasa ini menyebabkan apa yang kit ketahui hari ini, tentang
kemarin, mungkin tadi pagi atau tadi malam telah berubah.
Pengembangan minat baca ini
perlu ditinkatkan secara berkesinambungan agar terbentuk masyarakat yang
berbudaya membaca. Khususnya di negar ini, cara yang efektif popular untuk
memperoleh informasi adalah melalui bacaan. Oleh karena itu sejak dini
masyarakat perlu dimotivasi agar senang dan biasa membaca.
Pada guru harus empunyai
kemampuan dan kemauan untuk membaca sehingga dlam melaksanakn proses
pembelajaran guru tidak hanya mengandalkan ilmu yang perna dipelajarinya
sebelaum menjadi guru. Apabila guru menganggap bahwa ilmu yang dimilikinya
sudah memadai dan tidak mengikuti perkembangan ilmu itu, maka dapat menimbulkan
konflik antara guru dengan anak didik, karena materi yang diajarkan kepada anak
didik mungkin sudah “basi”. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila guru
senantiasa mengikuti perkembangan zaman dengam membaca.
Sebenarnya tujuan dari
pengemganan minat baca ini antara lain untuk:
1. Mendorong minat dan
kebiasaan membaca agar tercipta masyarakat yang berbudaya membaca;
2. Meningkatkan layan
perpustakaan;
3. Menciptakan masyarakat
informasi yang siap berperan serta dalam semua aspek pembangunan;
4. Memiliki pengetahuan yang
terkini, bukan yang sudah “basi”;
5. Meningkatkan kemampuan
berpikir; dan
6. Mengisi waktu luang.
7. Minat baca dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan, sehingg menjadi kebiasaan melalui penguasaan
teknik membaca yang tepat. Teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca
lebih efisien, efektif, serta menarik.
TEKNIK-TEKNIK MEMBACA DAN LANGKAN-LANGKAH PELAKASANAAN
Membaca permulaan bertujuan
memerikan kemampuan dasar untuk membaca yaitu siswa mengenal/mengetahui huruf
dan terampil mengubah huruf menjadi suara. Yang akan dibahas dalam tulisan ini
buknan lagi tentang teknik membaca permualaan (kelas 1 dan 2 SD), tapi akan
dibahas tentang teknik membaca lanjutan (dimulai di kelas tiga sekolah dasar).
Tujuan membaca lanjutan ialah untuk memperoleh informasi secara tepat, cepat
dan lengkap.
Tekni Membaca Lanjutan
Berikut ini akan dibahas
enam teknik memaca lanjutan yang perlu diketahi guru, yang berguna untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca.
a. Membaca Teknik (Membaca
Bersuara)
Kurikulum 2004 tertera
membaca teks bersuaru, teks agak pende, teks agak panjang, atau teks panjang
(diliha dari kompetensi yang ingin dicapai). Membaca tkenis bertujuanuntu
menambah kelancaran siswa mengubah lambing-lambang tertulis menjadi suara atau
ucapan yang mengandung makna. Membaca teknis menekankan pada segi “menyuarakan
yang dibaca”. Pada tahapini guru harus hati-hati dan mengawasi bagaiman
menyuarakan lambing tertuli itu. Membaca teknismasih merupakan bagian terbesar
dari kegiatan membaca di kelas I dan II sekolah dasar. Kegiatan membaca teknis
makin menurun frekuendinya pada kelas tinggi sekolahdasa dan kegiatan membaca
ini lebi ditujukan untuk memelihara dan melatih kemampuan membaca. Contoh membaca
teknis ialah orang membacakah berita di televisi atau radio, membacakan puisi
atau membacakan dongeng. Semua itu membutuhkan teknik membaca.
Dalam membaca teknis yang
perlu diperhatikan adlah pelafalan vocal maupun konsonan, nada/lagu ucapan,
penguasaan tanda-tanda baca, pengelompokan kata/frase ke dalam satuan-satuan
ide, kecepatan mata, dan ekspresi.
Langkah-langkah yang
ditempuh dalam pelaksanaan membaca teknis adalah sebagai berikut:
1. Siswa diberi waktu 5 minit untuk membaca bacaan yang disajikan dengan
caranya sendri. Tujuan kegiatan ini agar siwa mempunyai gambaran umum tentang
bacaan yang akan dibaca, siswa juga dapat mempersiapkan cara mengucapkan
kata-kata tertentu atau menentukan pemenggalan kalimat.
2. Siswa diberi kesempatan menanyakan kata-kata yang dianggap baru atau sulit,
yang belum diketahui maknanya supaya siswa terbantu dalam menghayati maksud
bacaan
3. Melakukan tanya jawab dan guru menjelaskan struktur kalimat yang dianggap
baru atau sulit, termasuk cara memenggal dan mengucapkan kalimat.
4. Guru memberikan contoh membaca yang baik dengan menonjolkan lafal kata,
pemenggalan, lagu kalimat dan ekspresi. Contoh ini dapat pula dilaksanakan
dengan jalan menunjukkan dua atau tiga orang siswa yang dianggap cakap dalam
membaca.
5. Mengadakan tanya jawab ringan tentang isi wacana, berurutan dari paragraph
pertama sampai dengan terakhir. Cara ini bermanfaat untuk menolong siswa dalam
menghayati maksud wacana yang disajikan, sebelum siswa mendapatkan giliran
membaca.
6. Setelah itu guru memberikan giliran membaca kepada beberap siswa, sambil
memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa.
Pelajaran membaca teknis
merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca,
karenaitu tidak dibenarkan menggunakan satu pertemuan hanya untuk membaca
teknis. Untuk menhindari kebebosanan setelah memberikan giriliran kepada
sekitar 5 atau 6 orang siswa, dilanjutkan dengan keterampilan bahasa yang lain,
misalnya keterampilan berbicara atau keterapilan munulis, dengan menuliskan
kesimpulan bacaan tersebut.
b. Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati ialah
cara tau teknk membaca tanpa suara. Jenis membacaini perlu lebih ditekankan
kepada pemahaman isi bacaan. Dalam kurikulum 2004 tertera membaca sekilas,
membaca memindal, membaca intensif dan membaca ekstensif. Membaca jenis ini
dapat digolongkan kedalam membaca dalam hati. Membaca dalam hati berbeda dengan
membaca teknis. Mambaca dalam hati lebih banyak menggunakan kecepatan gerak
mata, sedangkan membaca teknis lebih banyak menggunakan gerakan mulut.
Mengingat dalam hati lebih cepat menanggapi apa yang dibaca, maka membaca dalam
hati lebih cepat prosesnya daripada membaca teknis. Karena itu dalam kehidupan
membaca/wacana apapun. Jangan biarkan siswa membaca menggunakan ujung jari atau
mulut yang berkomat-kamit, karena kegiatan ini akan menghambat kecepatan siswa
dalam membaca.
Membaca dalam hati dapat
diperkenalkan sejak siswa berada dikelas II sekolah dasar, tapi secara intensif
diberikan pada siswa kelas III dengan tujkuan membaca dalam hati ialah melatih
kemampuan siswa dalam memahami isi wacan/bacaan. Membaca dalam hati cocok untuk
keperluan studi dan menambah ilmu pengetahuan/informasi. Setelah siswa membaca
diberi tugas untuk menjawab pertanyaan, bacaan ditutup. Guru hendaknya tidak
hanya member pertanyaan ingatan, atau sebaliknya hanya memberi pertanyaan
pikiran saja. Pertanyaan ingatan menanyakan tentang isi bacaan, sedangkan
pertanyaan pikiran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memaham/menanggapi
seluruh isi bacaan. Pada saat awal siswa dikenalkan dengan membaca dalam hati,
pertanyaan yan diberikan berupa pertanyaan ingatan. Makin mengkatkan kelasnya,
pertanyaan pikiran harus mendapat perhatian gauru, sebab dengan cara ini akan
lebih mendorong siswa untuk giat membaca.
Langkah-langkah yang
dilakukan dalam melaksanakn membaca dalam hati adalah sebagai berikut:
1. Guru menerangkan kata-kata yang diperkirakan sulit atau baru bagi siswa.
Sebagai variasi dan menghindarkan ketergantungan siswa terhadap penjelasan
guru, dapat ditempuh dengan jalan memberikan daftar kata-kata sulit atau
kata-kata baru dan siswa dilatih mempergunakan kamus untuk mencari kata-kata
tersebut
2. Guru member waktu 15 menit untuk membaca dalam hati suatu bacaan yang
disajikan, sebaiknya bacaan yang berisi masalah baru. Waktu yang disediakan
tergantung pada panjang pendeknya bacaan tersebut.
3. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa disuruh untuk menutup bacaan
yang sudah dibaca, untuk menghidari siswa membaca kembali bacaan tersebut pada
waktu ia menjawab pertanyaan bacaan.
4. Guru memberikan pertanyaan mengenai bacaan, baik petanyaan ingatan maupun
pertanyaan pikiran. Jawaban dapat disampaikan secara lisan untukmelatih
keberanian siswa berbicar. Dapat pula secara tertulis untuk melatih kecermatan
siswa dalam menulis.
Dalam praktek sehari-hari
setelah langkah-langkah di atas dilakukan, biasanya dilanjutkan dengan membaca
teknis atau membaca bahasa.
Catatan:
1. Merupakan cacat membaca
dalam hati bila:
2. Membaca dengan suara
berbisik/bergumam
3. Bibir bergerak-gerak
4. Kepala bergerak-gerak
kekiri dan kekanan mengikuti baris-baris bacaan atau
5. Menunjuk dengan jari,
pensil, dan lain-lain
c. Membaca Cepat
Dalam kurikulum 2004
tertulis membaca intensif, membaca sekilas, dan membaca ekstensif. Semuanya itu
dapat masuk ke dalam jenis membaca cepat. Tujuan yang hendak dicapai melalui
membaca ceapt ialah melatih kecepatan gerakan mata pera siswa pada saat
membaca. Membaca cepat perlu diajarkan kepada para siswa, karena pada saatnya
kelak siswa harus dapat membaca suatu pengumuman, pemberitahuan, berita, dan
tulisa-tulisan lain dalam waktu yang cepat.
Dalam kehidupan sehari-hari
membaca cepat sangat dibuthkan karena pada abad informasi ini kita dihadapkan
pada berbagai sumber informasi yang sangat banyak jumlahnya dan tentunya kita
tidak tertinggal informasi. Pada tahap permulaan mengenalkan membaca cepat
kepad siswa kelas II dan IV sekolah dasar, bahan bacaan hndaknya yang pernah
dibaca siswa supaya tidak terhambat oleh istilah yang belum dikenal. Pada kelas
ini para siswa sudah mampum membaca dengan baik dan lancer. Sedangkan paa kelas
V dan VI dapat dilakukan 3(tiga) kali dalam sebulan karena mustahil seseorang
dapat membaca cepat tanpa latihan yang intensif dan berkesinambungan.
Langkah-langkah yang
dilakukan dalam pelaksanaan membaca cepat adalah sebagai berikut:
1. Untuk menghindari pemusatan
perhatian dan melangkh mundur, guru membicarakan bagian yang diperkirakan sulit
2. Siswa diberi kesempatan
membaca suatu bacaan dengan cepat dalam waktu yang ditentukan
3. Siswa diberi tugas
menyebutkan/menulis bagian bacaan yang penting, mungkin berpa kata kunci,
kalimat, atau paragaraf
4. Pada bagian akhir membaca
cepat, guru memberikan tes untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menangkap
isi bacaan.
5. Kalau seorang siswa dapat
membaca cepat namun tidak memahami isi bacaan tersebut, maka tujuan membaca
cepat tidak tercapai.
Catatan:
§ Untuk mengetahui kecepatan rata-rata membaca siswa
hitunglah dengan rumus:
Jumlah kata yang
dibaca
x 60 = kata/menit
Jumlah detik waktu
membaca
§ Untuk menghitung kecepatan efektif:
Jumlah kata yang
dibaca
____________________ x % pemahaman isi bacaan= kata/menit
Waktu tempuh data
contoh : Siswa yang berhasil membaca
600 kata dalam tempo 2 menit dan berhasil menjawa 3 buah pertanyaan bacaan
dengan benar dari 5 soal yang tersedia, artinya kecepatan efektif siswa
tersebut= 300 kata x 60% = 180 kata per menit.
d. Membaca Bahasa
Membaca memindai, dalam
kurikulum 2004, dapat digolongkan dalam membaca bahasa.
Tujuan yang hendak dicapai
dengan membaca bahasa ialah untuk menambah ketrampilan siswa dalam menggunakan
makan bahasa, makna kalimat/ kata yang diguanakn dalam konteks kalimat
tertentu, penggunaan suatu kata dalam konteks yang berbeda-beda, ketepatan
penggunaan imbuhan, tanda baca, dan susunan kata/kalimat. Membaca bahasa sudah
dapat diajarkan kepada siswa kelas III sekolah dasar, sebab pada tahap ini
siswa sudah mulai lancer membaca. Mula-mula bahan yang dibaca adalah bacaan
yang pernah diajarkan kepada siswa, kelas IV, V dan VI guru perlu mencari
bacaan lain yang belum pernayh diajarkan.
Dalam kegiatan membaca
bahasa, guru perlu menanyakan:
1. Arti kata yang digunakan
dalam pelajaran dan penggunaan kata tersebut dalam kalimat lain
2. Tepat atau tidaknya
pemakaian kata dalam situasi yang digambarkan dalam suatu pelajaran
3. Pengguanaan awalan,
akhiran, dan sisipan
4. Penggunakaan awalan,
akhiran dan sisipan
5. Penyusunan kata/kalimat
baru yang lain
e. Membaca Indah (Estis)
Pokok masalah dalam membaca
indah ialah cara membaca yang menggambarkan penghayatan keindahan dan keharuan
yang terdapat pada bacaan. Dengan membaca indah siswa digugah rasa estetiknya
untuk terus diasah. Dalam kurikulu 2004 membaca indah dikaitkan dengan
apresepsiasi sastra. Di sekolah dasar biasanya membaca indah bersuara, misalnya
membaca puisi.
Langkah-langkah yan
dilakukan dalam membaca indah
1. Diberi tugas membaca dalam
hati suatu bacaan; untuk dapat memahami isi bacaan dan siswa menghayati isi
bacaan dan memiliki persiapan pengungkapan diri pada waktu membaca indah.
2. Pertanyaan ringan diajukan
untuk mengetahui atau menyeragamkan pemahaman siswa terhadap bacaan yang
disajikan
3. Bersama siswa dibahas
kesukaran bahasa yang ada agar tidak mengganggu pemahaman.
4. Guru memberikan contoh
membaca yang baik, siswa ditugaskan menandai bacaan yang perlu dibaca dengan
suara lemah, kuat, atau cepat dan lambat.
5. Siswa diberi kesempatan
untuk membaca bacaan tersebut dengan ekspresi yang tepat.
f. Membaca Bebas
Tujuan membaca bebas ini
ialah untuk menumbuhkan kegemaran membaca dan menambah pengetahuan. Di samping
itku membaca juga merupakan rekreasi. Latihan membaca bebas pada hakekatnya
bertujuan untuk menanamkan kegiasaan membaca. Degnan membaca bebas ini siswa
dimotivasi untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan membaca.
Guru dapat mengontrol
membaca bebas ini dengan menugaskan siswa menuliskan lapoaran dari buku yang
telah dibaca, misalnya dengan menuliskan ringkasa isi atau pesan dari buku
tersebut, kesimpulan dari bacaan tersebut, sdb.
CARA PENILAIAN MEMBACA
Salah satu kegiatan yhang
ikut menentukan keberhasilan belajar mengajar ialah penilaian, baik yang
menyangkut penilaian program, kegiatan, dan hasil proses belajar mengajar.
Lingkup kegiatan ini amat luas karena itu pada kesempatan ini perhatian
dipusatkan pada penilaian terhadap kemajuan anak dalam PBM, terutama penilaian
pelajaran membaca.
Sebagai pelaksanaan
kegiatan pelajaran membaca di kelas III sampai kelas VI sekolah dasar penilaian
tentu sangat berkaitan dengan tiap-tiap jenis teknik membaca.
a. Membaca teknis
Dalam membaca teknis yang
dinilai ialah:
1. Ketepatan ucapan atau lafal
2. Ketepatan nada, irama,
lagu, dan intonasi kalimat sebagai pemakaian bahasa dalam kehidupan sihari-hari
3. Kelancaran siswa dalam
membaca.
b. Membaca dalam hati
Hal-hal yang harus
diperhatikan ialah:
1. Kemampuan siswa menangkap
isi wacana, baik yang tersurat maupun yang tersirant.
2. Kemampuan menceritakan
kembali isi wacana dengan bahasanya sendri
3. Kemampuan menemukan pikiran
pokok setiap paragraph
4. Kemampuan menemkan idea tau
pengertian pokok wacana
5. Kemampuan menjawab
pertanyaan dengan lengkap
6. Kemampuan mengatasi
kebiasaan tidak efisien atau cacat dalam membaca.
c. Membaca bahasa
Hal-hal yang dinilai
berkaitan dengan unsure-unsur kebebasan yang diperlukan dalam membaca.
1. Ketepatan pemakaian kata,
stuktur kalimat, dan penyusunan paragaraf
2. Pemakaian ejaan yang benar
3. Pemakaian tanda baca yang
tepat.
d. Membaca indah
Hal-hal yang dinilai meliputi
1. Pemahaman terhadap wacana
2. Ketepatan ucapan atau
lafal, nada, irama, lagu kalimat
3. Kuat dan lemah, keras atau
lambat suara
4. Pengahayatan dan penjiwaan
5. Penampilan atau ekspresi
pada waktu membaca.
e. Membaca bebas
Penilaian terhadap membaca
bebas hendaknya bersifat mendorong pribadi siswa/kelas dalam menumbuhkan
kegemaran membaca. Guru memberikan tugas-tugas yang dapat memberikan gambaran
keaktifan, ketelitian, dan kerajinan siswa. Yang dinilai antar lain hasil
laporan bacaan, rangkuman isi wacana, hasil diskusi kelompok mengenai buku atau
wacana yang dibaca, dan sebagainya.
Dalam setiap jenis membaca,
guru hendaknya telah mempunyai skala penilaian berdasarkan materi yang akan
dinilai. Hai ini untuk memperkecil perasaan guru ikut dalam menilai, misalnya
rasa suka/tidak suka sehingga menimbulkan kesan piklih kasih. Sebagai contoh
saja, skala penilaian dalam menilai membaca teknis:
Ketepatan ucapan atau lafal
Ketepatan nada, irama,
lagu, dan intonasi
kalimat
= 3
Kewajaran nada, irama,
lagu, dan intonasi kalimat
= 3
Sebagai pemakaian bahasa
dalam kehiupan sehari-hari
= 4 +
Jumlah
= 10
UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA
Kegiatan-kegiatan untuk
meningkatkan minat dan kebiasaan membaca antara lain:
1. Penyelenggaraan jam-jam
cerita di perpustakaan sekolah
2. Pemberian tugas membaca
3. Peberian tugas pembuatan
abstraksi
4. Pemotivasian
penyelenggaraan majalah dinding
5. Penyelenggaraan pameran
buku yang dikaitkan dengan perngatan hari-hari besar nasional dan agama
6. Penyelenggaraan lomba
pembuatan kliping
7. Pemotivasian penerbitan
majalah atau bulletin sekolah
8. Pemberian bimbiangan teknis
membaca
9. Dari semua kegiatan yang
dilaksanakan diatas, tidak aka nada artinya kalau tidak didukung oleh para
guru. Guru mempunyai peranan penting untuk meningkatkan minat baca siswanya.
ttugas ini dibuat untuk :
mata kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar